Mengelola Kemampuan Literasi Sesuai Dengan Perkembangan Usia Anak



Seorang anak akan berkembang secara terus menerus secara teratur baik fisik, emosi maupun kemampuan rohaninya. Sebagai stimulus pada perkembangan emosi dan rohani ternyata literasilah yang paling dominan untuk diolah. Karena kemampuan literasi mempunyai dampak yang luas terutama yang berkaitan langsung dengan asupan nilai moral. Fase perkembangan anak dibagi menjadi empat kelompok, yaitu anak dibawah usia tiga tahun ( batita), anak berusia 4-5 tahun ( balita), anak berusia 6-8 tahun dan anak berusia 9-11 tahun. Kali ini penulis akan mengulas mengenai anak dengan fase usia 4-5 tahun.

https://img.mp.ucweb.com/wemedia/img/buz/wm/11e53ac20038d3f75113a22610d792f3.jpg





Pada usia ini tata bahasa anak sudah benar, karena anak sudah banyak mengenal kosakata dan mempergunakannya dalam percakapan sehari-hari. Anak sudah dapat diajak diskusi, meskipun belum bisa membedakan mana yang kejadian nyata dan mana yang fiktif. Anak usia ini akan banyak bertanya, jika bercerita kepada anak usia ini sangatlah menyenangkan, karena cenderung aktif bertanya tentang banyak hal, mulai dari kata-kata baru, pekerjaan atau profesi yang tidak diketahuinya, dan semua hal yang membuatnya tertarik. Kewajiban orang dewasa disini adalah melayani pertanyaan yang dilayangkan oleh si anak dengan jawaban yang bijak agar tidak menghambat keberanian dan kreativitasnya.

Pada masa sekarang, anak usia ini sebagian sudah dapat membaca, maka berikanlah waktu walaupun sebentar untuk mendengar pendapat mereka mengenai suatu bacaan yang dia baca. Tak jarang juga ada yang sudah mengenal mengenai konsep waktu, untuk menstimulasi pengetahuan mereka, maka dalam diskusi boleh juga diajak untuk mengingat nama hari, misalny: "Hari libur, karena sekarang adalah hari minggu, berarti besok adalah hari Senin, dan biasanya di sekolah ada upacara bender, nah setelah hari Senin ada hari apa?"

Anak usia ini emosinya sangat mudah berubah. Mudah menangis, mudah pula tertawa. Takut kepada suara-suara tertentu. Daya konsentrasi anak usia ini hanya sekitar 5menit. Agar tidak bosan dapat lakukanlah komunikasi dua arah, arahkan agar si anak berani mengemukakan pendapat.

Sumber : Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 1991.

Komentar

  1. Memang benar literasi bisa dikenalkan sesuai usia anak. Bisa dikenalkan sejak dalam kandungan , ibu mengandung bisa bercerira berkomunikasi dengan bayi yang dikandungnya.
    Kemudian dilanjutkan setelah lahir terus diberikan stimulasi rangsangan untuk literasi berikutrnya dengan gerakan mata ke kanan san ke kiri untuk menguatkan otot mata, main buka tutup ubtuk menguatkan jari-jarinya untuk persiapan menulis,. Bertambah usianya bertambah pula rangsangan yang diberikan dengan belajar membuka halaman buku.
    Anak usia 4-5 tahun adalah anak yang unik memounyai berbagai macam Kebiasaan yang bahkan diluar dugaan kita.
    Sangat menyenangkan menstimulasi anak dengan rentang usia 4-5 tahun dalam berliterasi.
    Orang tua bisa membacakan buku cerita terlebih dahulu kemudian anak disuruh menuangkan cerita yang mereka dengar dengan gambar atau tulisan sederhana. Ternyata......
    banyak cerita yang mereka tuangkan baik dengan gambar maupun dengan tulisan terutama untuk anak yang sudah bisa menulis.
    Stimulasi terus kita berikan untuk berliterasi dengan bermacam-macam cara melalui bermain agar anak senang sehingga konsep yang diberrikan mudah tersimpan di memori anak, sehingga pada saatnya mereka belajar di jenjang berikutnya bisa mengikuti literasi dengan baik.
    Literasi yang menyenangkan anak bisa menyiapkan anak menjadi pribadi mandiri, percaya diri, aktif, kreatif dan harus dibarengi dengan perhatian dan pendampingan orang tua serta guru yang selalu siap mendengar celotehnya, selalu mengomentari dengan komentar yang positif. Dimasa pandemi Covid-19 ini diperlukan peranan orang tua , dimana orang tua harus menyadari dan benar-benar meluangkan waktu untuk mengajak berliterasi dan mau mendengarkan, menanggapi apa ysng di cetitakan serta dikerjakan oleh anak .
    Dengan mudah bosannya anak usia 4-5 tahun pembelajaran di rumah dengan orang tua yang dipandu oleh guru harus benar-benar memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna.
    Orang tua dan guru bisa mengasah emosi anak dengan kegiatan dan permainan yang bisa dilakukan di rumah. Sebagai orang tua dan guru harus mampu memahami perasaan anak. Bila anak menunjukkan emosi positip diberikan perhatian, sedangkan anak saat menunjukkan emosi negatif tidak perlu diberikan perhatian, setelah selesai emosi negatifnya baru diajak bercalap-cskap seharusnya bagaimana menghadapi masalah yang sedang dihadapi anak.
    Sebaiknya membacakan buku cerita dilakukan rutin menjelang tidur.
    Setelah membacakan buku cerita bila anak belum tidur bisa dilakukan bercakap- cakap tentang isi buku yang telah dibacakan. Agar anak belajar memahami isi cerita dan mengambil moral yang ada di cerita tersebut., sehingga anak bisa lebih berkarakter.
    Dengan demikian yang perlu diperhatikan
    1. Orang tua dan guru siap mendengar dan menanggapi celoteh anak/karya anak
    2. Sering mengajak anak melakukan kegiatan berrcakap-cakap/ berdiskusi/ membacakan buku cerita untuk melatih bahasa dan menambah kosakata
    3. Orang tua dan guru mampu melatih emosi anak dengan kegiatan yang menyenangkan
    4. Mengenalkan berbagai suara kepada anak dari suara lembut sampai bising dimulai dari kandungan
    5. Memberikan kegiatan yang bisa melatih konsentrasi seperti menyusun balok sampai tinggi tidak boleh jatuh, puzzle, membawa gelas berisi air, menuangkan air dari teko ke gelas

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya pembiasaan karakter peduli lingkungan pada anak

Masihkah Angka Menjadi Standar Pengukuran Kecerdasan Anak Di Masa Pandemi?