Pentingnya pembiasaan karakter peduli lingkungan pada anak

Kebersihan perlu diajarkan sejak dini, mengapa? Selain mengajarkan pola hidup sehat sejak dini, juga mengenalkan tentang kerapian. Hal yang terpenting bukan hanya soal sekedar membuang sampah dimana, ataupun menyediakan tempat sampah di tempat-tempat yang terlihat, tetapi bagaimana kita bisa mengajak, ataupun memberi contoh bagaimana mengelola sampah dengan bijak, menyediakan tempat sampah adalah pekerjaan yang mudah, tetapi bagaimana mengelola diri agar tidak menjadi penghasil sampah ( baca : nyampah) itulah yang menjadi PR bersama saat ini. Satu contoh yang mungkin bisa diterapkan adalah ketika kita mengajak anak-anak berbelanja, kita dapat membawa kantong belanja sendiri, dan pasti akan ada pertanyaan dari anak-anak “kenapa sih harus bawa kantong belanja sendiri, penjualnya kan punya kantong belanja, baru dan masih bersih pula?” Disinilah kewajiban kita untuk menjelaskan alasan mengapa kita membawa kantong belanja sendiri, yaitu untuk mengurangi penggunaan benda-benda yang nantinya akan meghasilkan sampah baru.




Dalam hal menyikapi segala persoalan tentang sampah, ataupun memperkenalkan pengelolaan sampah sejak dini kepada anak tidak diperlukan adanya pelajaran khusus di sekolah, karena hal ini adalah tugas bersama bagi pemangku pusat pendidikan, atau tri pusat pendidikan, yaitu antara orangtua, guru dan anak-anak. Karena yang diperlukan adalah pembiasaan yang melibatkan semua elemen, dan dimulai dari hal kecil. Misalnya jika kita membuang sisa makanan, dapat dibuang ke biopori, mengapa, karena sisa makanan dapat membusuk di dalam tanah, dan sampah plastik dibuang di tempat sampah yang lain karena tidak dapat membusuk, sampah plastik harus diolah kembali agar bisa dimanfaatkan, jika tidak diolah maka akan menjadi polusi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyhwFJ4kog5C49nRSYV52GMOUvaWz-ZfeZlKjW_AnV0i_Lw8phwr4-9gT4LrrBgTlh9pAiGFVGR8Ak_bGmb9k9sYdqTRD3Nqoxds5zWHQriMhfG8MpNGl2VxPhIGTVddXQ2Q-Jusn6F2w/s1600/pemilahan+sampah.PNG





Cara mengajak anak mengelola sampah di sekolah dengan cara melibatkan, yaitu semua terlibat dalam menciptakan kebersihan, kerapian dan keindahan. Pemilahan jenis sampah dimulai dari pengertian yang mudah busuk dan tidak dapat busuk. Sampah yang dapat busuk akan menyatu di dalam tanah bersama dengan sampah-sampah busuk yang lain, sedangkan yang tidak membusuk akan menyumbat saluran air jika kita membuang sampah sembarangan dan berakibat banjir jika ada hujan deras.

Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama, dengan melibatkan anak-anak sejak dini, maka akan tercipta suatu pembiasaan yang secara tidak langsung akan membentuk karakter positif pada anak dan menanamkan pengertian bahwa “bersih itu indah, bersih itu sehat”.

Komentar

  1. Juni, 20
    Menarik sekali tulisan ini. Pembentukan karakter anak agar bisa menjaga lingkungan di sekitarnya memerlukan latihan dan pembiasaan yang konsisten di rumah dan di sekolah.
    Memilah sampah organik, anorganik dan B3 sebaiknya diajarkan sejak dini, diawali dari diri sendiri di rumah menyediakan 3 tempat sampah.
    Selain itu yang mempunyai lahan luas di rumah bisa mengajak anak-anak untuk membuat lubang biopori, serta mengajak anak berkreativitas dari barang bekas untuk mengurangi sampah anorganik menjadi barang ysng berguna mempunyai daya jual bisa juga mwmbuka lapangan pekerjaan nantinya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Kemampuan Literasi Sesuai Dengan Perkembangan Usia Anak

Masihkah Angka Menjadi Standar Pengukuran Kecerdasan Anak Di Masa Pandemi?